SEJARAH ASAL USUL DESA JUNGJANG WETAN




SEJARAH ASAL USUL DESA JUNGJANG WETAN KABUPATEN CIREBON - Desa Jungjang Wetan adalah desa pemekaran Jungjang Kota yang luas tanahnya 286 Ha. Jumlah penduduk 5.479 orang, laki-laki 2.719 orang dan perempuan 2.760 orang. Kehidupan masyarakat kebanyakan petani, pedagang, pegawai dan wiraswasta lainnya.Pertama kali daeraah Desa Jungjang lokasinya di Jungjang Wetan. Setelah di Jungjang ketempatan pasar dan dijadikan ibukota Kecamatan, terpaksa Desa Jungjang dipindahkan ke lokasi Jungjang Kota, pasar Arjawinangun tempatnya di tanah Jungjang. Jungjang Wetan sebagai cantilan.

Dengan perkembangan penduduk dan peraturan pemerintah tahun 1975 dimekarkan menjadi dua desa :
1. Desa Jungjang Kota (letaknya di Kota Kecamatan)
2. Desa Jungjang Wetan (lokasinya sebelum timur jalan by pass Cirebon – Jakarta).

Pada jaman dahulu Mbah Kuwu datang di pedukuhan Slangit dengan tujuan menyebarkan agama Islam, tetapi ada kekurangan di pedukuhan ini yaitu kuraangnya air untuk kebutuhan sehari-hari. Terpaksa Mbah Kuwu mencarinya, tiba-tiba bertemu dengan Ki Gede Bulak yang bernama Ki Kasmadi. Dengan pertemuan itu Ki Kasmadi dianggap ajudannya yang ditugaskan sehari-harinya mencari air, ketemulah sumur yang airnya tidak ada henti-hentinya karena sumber air tadi salurannya dari Sumur Trusmi, sumur yang begitu baik kepunyaan Nyi Resmi yang kehidupannya senang memelihara ayam jago. Ayan jagonya terkenal warna merah ekornya berbulu putih (jago abang piƱatas), kalau diadu menang terus.

Mbah Kuwu membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian, untuk menanam padi yang letaknya sekarang jalan Kalianyar – Panguragan di sebelah selatan. Setelah ditanami padi, dari tanah se-jung (adalah sebutan panjang) mendapatkan padi sekeranjang.
Dengan sebutan itu akhirnya lahan pertanian tersebut dinamakan Pedukuhan Jungjang (Sejung mendapat hasil sekeranjang).

Disamping itu sewaktu penggarapan sawah, Mbah Kuwu mau melaksanakan sholat, karena keadaan banjir, terpaksa mengambil papan panjang untuk sholat. Papan panjang itu dikubur dan dibuat maakm, kemudian dijadikan pemakaman umum, disebutlah makam Pandawa (Pan = dari papan, dawa = panjang).

Barang Pusaka peninggalan Mbah Kuwu, diantaranya :

No.
Jenis Benda
Banyaknya
Keterangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20


Kotak penyimpanan
Payung
Senjata (bedil)
Dunak (tempat nasi, padi)
Golok Cabang
Tetekan
Tumbak (bamboo runcing)
Bumbung (tempat surat)
Bareng/Kemung
Bonang
Asahan (wungkal ± 5 kg)
CIS
Gaman Pesopati
Gong kecil
Pedaringan
Padasan
Takeran beras (eteran)
Padupan kecil (anglo)
Padupan besar (anglo besar)
Tempat kemenyan

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah




24 buah


Benda-benda Pusaka diatas disimpan didalam sebuah bangunan dan dipelihara serta oleh masyarakat sekitarnya dianggap keramat dan dinamakan Buyut Jungjang Wetan.
Setiap bulan Mulud dimandikan dengan air kembang, dan tradisi desa tetap dilaksanakan seperti ngunjung, sedekah bumi dan Mapag Sri.

Nama Kepala Desa Jungjang Wetan yang diketahui, diantaranya :
1.   H. Abdul Halim    : 1975 – 1998
2.   Sukresno               : 1998 – 1990
3.   Iwan                      : 1990 – 1992
4.   Sarika                    : 1992 – 2001
5.   Mukromi               : 2001 – sekarang

Silahkan Berbagi Share Info Ini ke Teman anda Melalui Facebook,Twitter dan Google plus di bawah ini ::




Cara Pasang Kotak Komentar Facebook di Blogspot