SEJARAH ASAL USUL DESA KREYO




SEJARAH ASAL USUL DESA KREYO KABUPATEB CIREBON , Perlu diketahui bahwa Desa Kreyo berada di Kecamatan Klangenan, merupakan batas disebelah utara Kecamatan Klangenan. Jumlah penduduk 6.045 orang, laki-laki 3.023 orang perempuan 3.022 orang, luas tanah 384,57 Ha. Mata pencaharian petani, pedagang dan wiraswasta lainnya.

Pada jaman dahulu di Negara Syam adalah seorang putera yang bernama Syeh Sayid Sarifudin. Ketika menginjak dewasa Syek Sayid Sarifudin berkeinginan untuk mencari ilmu ke Jawa dan adu kesaktian. Syekh Sayid saruifudin Mohon pamit kepada kedua orang tuanya, namun orang tuanya tidaka menijinkan. Dengan keinginannya  yang kuat Syeh Sayid Sarifudin memaksakan diri tanpa pamit kepada orang tuanya, berangkatlah untuk memenuhi apa yang dicita-citakannya. Syeh Sayid Sarifudin datang di Jawa berlabuh di Mundu Pesisir. Di Mundu penghuninya hanya beberpa orang saja, bertemu aki-aki dan nini. Syeh Sayid Sarifudin memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuannya kepada kedua oran tua itu, yaitu inguin adu kesaktian dengan Syeh Syarif Hadayatullah di Cirebon. Jika dirinya dapat dikalahkan, maka bersedia untuk menjadi muridnya.

Kehidupan aki-aki dan nini-nini setiap harinya mencari buah gayam. Buah gayam dibentang (Cirebon) yaitu dibelah diambil isinya untuk dijual . Aki-aki tersebut sehari-harinya “mbentongi” gayam sehingga dijuluki Syeh Bentong.

Syeh Bentong memberi penjelasan kepada Syeh Sayid Sarifudin nanti diantar ke Cirebon untuk menemui Syeh Syeh Syarif Hidayatullah. Dalam berbincang-bincang, tibalah waktu sholat. Syeh Bentong tanpa permisi menghilang masuk ke kentongan, tenggang beberpa menit nini-nini masuk lagi ke kentongan. Syeh Sayid sarifudin kebingungan lubang kentongan yang sempit bisa dimasuki Syeh Bentong bersama istrinya. Syeh Bentong merminta kepada istrinya untuk menggapai tangan Syeh Sayid Sarifudin agar bisa masuk ke kentongan. Setelah Syeh Sayid Sarifudin masuk di kentongan kelihatan berubah ada mesjid besar dan megah, seperti mesjid yang ada di Negara Syam.

Syeh Bentong sholat berjamaah memohon kepada Syeh Sayid Sarifudin menjdai imam. Bingung juga Syeh Sayid Sarifudin dibuatnya, yang semula hanya bertiga, tahu-tahu kemudian sholat dimulai banyak sekali orang yang ikut ma’mun. Begitu selesai sholat orang-orang jadi tidak tahu arahnya bubar sekejap itu. Selesai melaksanakan sholat keluar lagi dari kentongan, kebetulan Syeh Bentong kedatangan tamu dari Indramyu yaitu Pangeran Suryadarma membawa oleh-oleh buah mangga yang besar sekali, kemudian Syeh Bentong meminta kepada iostrinya untuk menghidangkan buah mangga kepada Syeh Sayid Sarifudin. Syeh Sayid Sarifudin mengupas buah mangga itu namun aneh buah mangga tidak bisa dikupas. Syeh Bentong dengan senyum dikulum berkata kepada istrinya masa tamu harus mengupas mangga, lebih baik nini saja yang mengupasnya. Dengan cekatan mangga itu dikupas oleh nini dengan mudahnya. Dan Syeh Sayid Sarifudin menikmati buah mangga yang besar itu, tetapi dalam dirinya mengagumi akan kesaktian kedua orang tua itu.

Syekh Sayid Sarifudin mohon pamit kepada Syekh Bentong dan istrinya untuk meneruskan perjalanan menemui Syekh Sarif Hidayatullah. Ditunjukilah oleh Syekh Bentong bahwa jalannya kearah utara.

Diperjalanan Syekh Sayid Sarifudin bertemu dengan orang yang sedang mencari rumput. Syekh Sayid Sarifudin  berhenti sejenak dan bertanya kepada orang itu, kemanakah arah jalan untuk menemui Syekh Sarif Hidayatullah?. Akan tetapi orang yang ditanya itu balik bertanya, apakah maksud andika ingin menemui Syekh Sarif Hidayatullah?. Saya mau mencoba ilmunya, bahwa kalau rambut saya yang panjang ini bisa dipotong, saya merasa menyerah dan menjadi muridnya, jawab Syekh Sayid Sarifudin. Kalau tujuannya hanya itu biar dipotong oleh saya saja, tetapi asalkan suka dan rela. Syekh Sayid Sarifudin menyerahkan rambutnya yang panjang untuk dipotong. Hanya dengan jari tangannya saja rambut yang panjang itu bisa dipotong, sekarang tempat kejadian tersebut dinamakan Sukalila dan rambutnya disimpan di Karanggetas. Kedua tempat itu ada di wilayah Kota Cirebon.

Setelah tahu rambutnya dapat dipotong hanya dengan jari tangannya saja, hati Syekh Sayid Sarifudin berbicara betapa hebatnya ilmu orang itu, walaupun hanyalah seorang penyabit rumput saja. Syekh Sayid Sarifudin membalikkan badannya untuk mengucapkan rasa terima kasihnya, akan tetapi orang itu tidak ada di tempatnya, hilang tak tahu kemana perginya. Tiba-tiba terdengar suara tanpa ujud. Hai satria, bila ingin menemui Syekh Sarif Hidayatullah teruskan perjalananmu kea rah utara. Saya hanyalah seorang abdi dalem beliau.

Syekh Sayid Sarifudin setelah mendengarkan suara itu, menjadi semakin bingung. Sehingga perjalanannya tersesat di suatu pedukuhan.

Datang di pedukuhan itu, bertemulah dengan oprang tua yang sedang berkerumun dengan beberapa orang pengikutnya, yaitu Ki Dempul, Nyi Mas Plembang, Ki Bei, Ki Gundul dan Ki Sirait.
Kedatangan Syekh Sayid Sarifudin disambut dengan baik (reyo-reyo, Cirebon) atau ria-ria. Sejak itu maka pedukuhan tersebut dinamakan Kreyo dan sekarang adalah Desa Kreyo. Orang tua itu adalah sesepuh pedukuhan Kreyo disebutnya Ki Gede Kreyo.

Peninggalan pusaka yang masih ada diantaranya :

Soko Dengkol
Kemung / Bende
Keris
Tombak
Pedaringan
Kendang

-    Soko Dengkol sebagai alat penyumpahan, bagi yang bersalah, kalau memegang benda itu nanti tangannya menjadi dengkol (melengkung)
-    Kemung / Bende sebagai alat pemberitahuan bilamana desa ada keperluan.
-    Keris sebagai alat untuk perang membela Agama
-    Tombak sebagai penyerangan terhadap musuh/lawan
-    Pedaringan sebagai alat tempat penyimpanan (beras).
-    Kendang alat kesenian, karena Ki Gede Kreyo senangnya ramai-ramai/hiburan dan sebagai alat untuk mengundang pengikutnya.

Begitu pula sampai sekarang adat desa yang dari leluhur masih dilaksanakan seperti ngunjung sedekah bumi, mapag sri, tulak tanggul, mulang taambah (waktu padi mengandung.

Pusaka seperti kemung/bende, keris, Tombak, pedaringan, sekarang disimpan di kuwu selagi bertugas. Soka dengkol sekarang disimpan di desa dirawat dibungkus dengan kain.

Ki Gede Kreyo sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi orang dan tiap adat desa diadakan kesenian wayang kulit, topeng, sandiwara daan lai-lain. Masyarakat Desa/Kelurahan Kreyo dikenal senangnya raamai-ramai, walaupun sedang usaha jauh kalau ada ramai-ramai dipastikan akan dating.

Daftar Nama Susunan Kuwu Kreyo yang diketahui adalah :

1.    Jare    : 1921 – 1936
2.    Majid    : 1936 – 1936 (40 hari)
3.    Sayamin    : 1936 – 1961
4.    Durahub    : 1961 – 1966
5.    Pamuji    : 1966 – 1976
6.    Arika    : 1976 – 1984
7.     Usman    : 1984 – 1990
9.    Sadiyu    : 1998 – 2003
10.    Abdul Fusroni    : 2003 – sekarang

Silahkan Berbagi Share Info Ini ke Teman anda Melalui Facebook,Twitter dan Google plus di bawah ini ::




Cara Pasang Kotak Komentar Facebook di Blogspot