SEJARAH ASAL USUL DESA KEJUDEN KABUPATEN CIREBON




SEJARAH ASAL USUL DESA KEJUDEN KABUPATEN CIREBON Ki Ageng Menit disebut pula Ki Ageng Lurah, adalah orang yang berjasa dalam mendirikan Pedukuhan Lurah, dalam mengemban tugas dari Sultan  Cirebon. Sekarang Pedukuhan Lurah menjadi Desa Lurah, yang wilayah kekuasaannya meliput Pedukuhan Keduanan, Pedukuhan Kejuden dan Pedukuhan Getasan.

Ki aGeng Lurah mempunyai putra lima orang, kesemuanya diberi tugas oleh ayahandanya untuk memimpin pedukuhan di wilayah kekuasaannya yaitu :

1.   Putra pertama ditugaskan sebagai pemimpin di Pedukuhan Kebarepan, kemudian dikenal dengan nama Ki Gede Kebarepan.
2.   Putra kedua diberi tugas sebagai pemimpin di Pedukuhan Keduanan, kemudian dikenal dengan nama Ki Gede Keduanan
3.   Putra ketiga diberi tugas sebagai pemimpin di Pedukuhan Kejuden, kemudian dikenal dengan nama Ki Gede Judipati atau Ki Gede Kejuden.
4.   Putra keempat, seorang perempuan diberi kekuasaan di Pedukuhan Getasan, dikenal dengan nama Nyi Gede Getasan.
5.   Putra kelima menempati Pedukuhan Lurah, disebutnya Lurah Gede.

Putra ketiga Ki Agung Lurah , yang diberi tugas sebagai pemimpin di Pedukuhan Kejuden, nama aslinya adalah Ki Kandim. Sosok Ki Kandim dalam memimpin pedukuhannya terkenal bijak, jujur dan tegas dalam menyelesaikan suatu persoalan, demi kelancaran serta keadilan.

Sikap kepemimpinan Ki Kandim yang terpuji itu didengar oleh Sultan Cirebon, sehingga pada suatu waktu Ki Kandim diundang oleh Sultan Cirebon. Setelah Ki Kandim menghadap Sultan Cirebon menghaturkan sembah baktinya, kemudian Sultan mengangkat Ki Kandim menjadi keluarga keraton daan seketika itu diberi tugas sebagai eksekutor bagi terpidana yang telah dijatuhi hukuman gantung dengan gelar Ki Judipati.

Untuk melaksanakan tugasnya, Ki Judipati diberi sarana tiang gantungan dan seutas tambang jerat yang terbuat dari sutra. Tambang tersebut tidak akan menjerat leher terpidana, jika kesalahannya tidak seberat hukuman yang telah dijatuhkan. Akan tetapi jika kesalahan terpidana layak untuk dijatuhi hukuman gantung, maka tambang tersebut akan menjerat leher terpidana dengan sendirinya.

Atas tugas dari Keraton Cirebon serta gelar yang baru yaitu Ki Judipati, maka Ki Kandim semakin terkenal dikalangan masyarakat dengan julukan Ki Judi. Sehingga pedukuhan yang dipimpinnnya terkenal dengan sebutan Pedukuhan Ki Judi. Yang kemudian sebutan Ki Judi menjadi Kejuden. Perubahan sebutan yang semacam itu lazim bagi orang Cirebon, antara lain tempat para putri disebut Keputren, wilayah tugas Mantri Polisi atau Ke-mantri-an disebut Kemantren.

Oleh sebab itulah maka Pedukuhan Ki Judipati disebut Pedukuhan Kejuden, yang kemudian hari berkembang menjadi Desa Kejuden dalam wilayah Kecamatan  Plumbon.

Daftar Nama-nama Kuwu Kejuden yang diketahui diantaranya :
1.   Rondje                                  : 1778 – 1802
2.   Sanggi                                   : 1802 – 1825
3.   Magut                                   : 1825 – 1849
4.   Mastur                                  : 1849 – 1871
5.   Sepuh                                    : 1871 – 1892
6.   Masdi                                    : 1892 – 1914
7.   Lami Djaaja Permuka            : 1914 – 1935
8.   Ardeni                                   : 1935 – 1949
9.   Sardima                                 : 1949 – 1952
10. Adiya                                    : 1952 – 1967
11. Kurini K                                : 1967 – 1995
12. Urip Sondjaja                        : 1995 – 1998
13. Sumarno (Pjs)                       : 1998 – 1999
14. Udi S                                    : 1999 – sekarang

Silahkan Berbagi Share Info Ini ke Teman anda Melalui Facebook,Twitter dan Google plus di bawah ini ::




Cara Pasang Kotak Komentar Facebook di Blogspot