SEJARAH ASAL USUL DESA PURBAWINANGUN




SEJARAH ASAL USUL DESA PURBAWINANGUN KABUPATEN CIREBON . Pada perkembangan Agama Islam di Jawa Barat , pusat penyebarannya terdapat di Puser Bumi adalah kesekretariatan Dewan Wali Sanga, yang menjadi pemimpinnya ialah Syekh Syarif Hidayatullah. Tempat itu ada di Gunung Sembung Desa Astana Kecamatan Cirebon Utara sekarang.

Sunan Kalijaga adalah sekretaris Dewan Walisanga. Kalijaga merupakan nama jabatan, secara etimologis kalijaga terdiri dari dua kata yaitu kali dan jaga. Kali bermakna tulis, mengambil dari kata kalimat artinya tulisan, sedangkan jaga bermakna juru atau petugas, contohnya jaga malam artinya petugas keamanan pada malam hari. Dengan demikian maka Kalijaga artinya juru tulis atau juru surat, disebut pula sekretaris

Adalah seorang pemuda dari Demak yang bernama Pangeran Purbaya datang di Cirebon bermaksud ingin mendalami/berguru ilmu agama Islam kepada Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Jati. Pemuda itu diterima menjadi muridnya Syekh Syarif Hidayatullah. Setelah lama pemuda itu berguru, sampai pada waktu yang dianggap telah cukup dalam berguru, Pangeran Purbaya diberi tugas oleh Sang Guru untuk mendirikan sebuah pedukuhan (perkampungan) sambil menyebarkan agama Islam ke arah barat.

Maska berangkatlah Pangeran Purbaya ke arah barat dari Caruban. Setelah lama berjalan, sampailah Pangeran Purbaya di suatu daerah yang dianggap pantas untuk dijadikan sebuah pedukuhan (daerah itu masih berupa hutan belantara). Segeralah Pangeran Purbaya dibantu oleh beberapa anak buahnya untuk menebagng hutan tersebut. Tak lam kemudian berubahlah hutan itu menjadi sebuah pedukuhan dengan masyarakatnya yang telah memeluk agama Islam. Berkat siar Islam yang disampaikan oleh Pangeran Purbaya.

Pangeran Purbaya adalah salah seorang yang dikenal penuh kasih sayang serta suka menolong kepada sesama dengan hati yang tulus ikhlas tanpa pamrih. Itulah sebabnya banyak orang datang untuk meminta pertolongan kepada Pangeran Purbaya. Oleh karenanya., maka nama Pangeran Purbaya terkenal hingga ke daerah Pasundan. Karena orang Pasundan percaya bahwa Pangeran Purbaya bisa memberikan pertolongan untuk mengobati orang yang sakit maupun yang lainnya.

Muncullah istilah, kalau kata-katanya orang yang agung (sakti) dengan istilah IDU BACIN (air liur yang bau) dan orang Pasundan menyebutnya CAI BIUK. BACIN (air liur yang bau) dan orang Pasundan menyebutnya CAI BIUK. IDU BACIN adalah merupakan sanepa. Arti sebenarnya yaitu IDU = air ludah, BACIN = bau tak sedap, seperti bau bangkai. Tetapi istilah IDU BACIN diatas adalah rasa rendah hati bagi orang agung, sebab dirinya tidak mau dikatakan bisa, ita Allah. Kebiasaannya orang agung itu setelah membacakan do’a, kemudian meniupkan pada air putih yang untuk obat itu, terkadang air ludahnya muncrat/nyembur. Oleh karena itu daerah tempat tinggal Pangeran Purbaya diberi nama CIBIUK (berasal dari kata CAI BIUK), kemudian berkembang menjadi Desa Cibiuk.

Ketika masa penjajahan Belanda (± tahun 1921) Desa Cibiuk digabung menjadi satu dengan pemerintahan Desa Plumbon.

Enam puluh satu tahun lamanya Desa Cibiuk menjadi satu dengan pemerintah Desa Plumbon dan pada tahun 1982 terjadi pemekaran Desa. Desa Plumbon dimekarkan menjadi dua, yang disebelah utara tetap masuk wilayah Desa Plumbon, sedangkan yang disebelah selatan (Desa Cibiuk) membentuk desa baru yang diberi nama Desa Purbawinangun.

Adapun yang pernah menjabat Kuwu Desa Purbawinangun adalah :

A.    Nama-nama Kuwu Cibiuk yang dapat diketahui, yaitu :
1.    KH. Kasan (Kuwu)    : 1873 – 1902
2.    Ki Katas (Kuwu)    : 1902 – 1921

B.    Nama-nama kuwu Cibiuk digabung dengan Plumbon oleh Pemerintah Belanda yaitu :
1.    Muharam    : 1928 – 1938  Lurah Cantilan
2.    Katim     : 1938 – 1942  Lurah Cantilan
3.    Sugito    : 1942 – 1944  Lurah Cantilan
4.    Moh. Tohir S    : 1944 – 1946  Lurah Cantilan
5.    Maritan    : 1946 – 1964  Lurah Cantilan
6.    Karsa    : 1964 – 1966  Lurah Cantilan
7.    Karija S    : 1966 – 1982  Lurah Cantilan

C.    Nama-nama kuwu Purbawinangun, yaitu :
1.    Usmana Dirat (Pjs)    : 1982 – 1984
2.    Kuwu Karija S    : 1984 – 1993
3.    Sarwan (Pjs)    : 1993 – 1994
4.    Kuwu Renesi Kentas     : 1995 – 2003
5.    Kuwu Nuryadi W.S    : 2003 – sekarang

Silahkan Berbagi Share Info Ini ke Teman anda Melalui Facebook,Twitter dan Google plus di bawah ini ::




Cara Pasang Kotak Komentar Facebook di Blogspot